Kamis, 02 Januari 2014

Alat Musik Daerah Jawa Barat

Sekarang saya akan menuliskan tentang Alat Musik Daerah Jawa Barat, Setelah sebelumnya saya menuliskan Tentang Lagu Daerah yang berasal dari Jawa Barat. Alat musik daerah Jawa Barat diantaranya :

1. ANGKLUNG





Angklung adalah alat musik tradisional Indonesia yang berasal dar Tanah Sunda, terbuat dari bambu, yang dibunyikan dengan cara digoyangkan (bunyi disebabkan oleh benturan badan pipa bambu) sehingga menghasilkan bunyi yang bergetar dalam susunan nada 2, 3, sampai 4 nada dalam setiap ukuran, baik besar maupun kecil. dalam setiap ukuran, baik besar maupun kecil. Laras (nada) alat musik angklung sebagai musik tradisi Sunda kebanyakan adalah salendro danpelog. Salendro atau kadangkala dieja sebagai saléndro adalah satu di antara dua skala dari gamelan music Pelog adalah satu dari dua skala (tangga nada) yang esensial dipakai dalam musik gamelan asli dari Bali dan Jawa di Indonesia.
Ada beberapa jenis angklung di Jawab Barat yaitu ;

·         Angklung Kanekes (Baduy)
·         Angklung Dogdog Lojor
·         Angklung Gubrag
·         Angklung Badeng
·         Angklung Buncis
·         Angklung Bungko
·         Angklung Soetigna

Dan Sejak November 2010, angklung sudah terdaftar sebagai Karya Agung Warisan Budaya Lisan dan Nonbendawi Manusia dari Badan PBB yaitu Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan PBB United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization, disingkat UNESCO. 

2. CALUNG




Calung adalah alat musik Sunda yang merupakan prototipe dari angklung. Berbeda dengan angklung yang dimainkan dengan cara digoyangkan, cara menabuh calung adalah dengan mepukul batang (wilahan, bilah) dari ruas-ruas (tabung bambu) yang tersusun menurut titi laras (tangga nada) pentatonik (da-mi-na-ti-la). Jenis bambu untuk pembuatan calung kebanyakan dari awi wulung (bamboo hitam), namun ada pula yang dibuat dari awi temen (bambu yang berwarna putih).

Ada dua jenis calung yang terdapat di Jawa Barat, yakni Calung Rantay dan Calung Jinjing.
Calung Rantay
Calung rantay disebut juga calung renteng, calung gambang atau calung runtuy. Beberapa ahli mengklasifikasikan bahwa calung rantay dan calung gambang berbeda jenis, sebab di beberapa daerah calung gambang memiliki dudukan yang paten, kurang lebih berbentuk seperti xylophon atau kolintang di Minahasa.
Untuk memainkan calug rantay biasanya dipukul menggunakan dua buah alat pemukul sambil duduk bersila. Calung rantay terdiri dari bilah bambu yang diikat dan disusun berderet dengan urutan bambu yang terkecil sampai yang paling besar,selanjutnya tali pengikatnya direntangkan pada dua batang bambu yang melengkung.Jumlahnya tujuh bilah atau lebih.
Komposisinya ada yang berbentuk satu deretan dan ada juga yang berbentung dua deretan, yang besar disebut calung indung (calung induk) dan yang kecil disebut calung rincik(calung anak).
Di beberapa daerah seperti di Tasikmalaya, Cibalong, dan Kanekes, calung rantay memiliki ancakkhusus dari bambu atau kayu.
Calung Jinjing
Calung jinjing berbentuk tabung-tabung bambu yang digabungkan oleh paniir (sebilah bambu kecil). Berbeda dengan calung rantay, calung jinjing dimainkan dengan cara dipukul sembari dijinjing. Calung jinjing berasal dari bentuk dasar calung rantay dibagimenjadi empat bagian bentuk wadrita(alat) yang terpisah, yakni calung kingking, calung panepas,  calung jongrong, dan calung gonggong. keempat buah alatini dimainkan oleh empat pemain dan masing-masing memegang calung dalam fungsi berbeda.
· Calung Kingking memiliki 15 bilah bambu dengan urutan nada tertinggi,
· Calung Panepas memiliki lima bilah bambu yang dimulai dari nada terendah calung kingking,
· Calung Jongrong sama dengan calung panepas, hanya saja urutan nadanya dimulai darinada terendah calung panepas,
·  Calung Gonggong hanya memiliki dua bilah bambu dengan nada terendah.
Zaman dahulu, para pemuda umumnya memainkan calung disela pekerjaannya mengusir burung dan hama lainnya di sawah. Sedangkan di Desa Parung, Tasikmalaya terdapat upacara yang disebut calung tarawangsa. Pada upacara ini calung dikolaborasikan dengan alat musik tarawangsa sebagai ritual penghormatan kepada Dewi Sri. Calung yang biasa dipakai untuk upacara ini yaitu calung rantay. Lagu-lagu yang dibawakan pada saat upacara ini berlangsung berisi puji-puijan kepada Dewi Sri.
Pada perkembangannya, fungsi calung bergeser menjadi pengiring sebuah seni pertunjukan yang bernama calungan. Perpaduan dalam mengkomposisikan tabuhan gending, lagu, guyonan (lawakan) menjadi sebuah garapan musik rakyat yang sangat digemari di seluruh lapisan masyarakat, khususnya di Jawa Barat. Calung yang hidup dan dikenal masyarakat sekarang adalah calung dalam bentuk penyajian seni pertunjukan, dengan mempergunakan waditra yang disebut calung jingjing. 


3. ARUMBA




Arumba atau disebut juga Angklung Arumba merupakan salah satu jenis musik rakyat yang terdapat hampir di setiap daerah di Jawa Barat. Perangkat ini terbuat dari bambu pilihan seperti awi temen, tali dan wulung (bambu hitam).Di antara waditranya terdapat seperangkat angklung yang bertangga nada diatonis, karena memang musik arumba ini merupakan perkembangan dari musik angklung yang sudah sejak lama terdapat di Jawa Barat. Arumba (alunan rumpun bambu) Pada awalnya arumba menggunakan tangga nada pentatonis namun dalam perkembangannya menggunakan tangga nada diatonis.

2. GENDANG / KENDANG




Gendang adalah alat bunyian yang diperbuat daripada kulit binatang seperti kerbau, kambing atau lembu.  yang dimainkan dengan cara ditepuk. Fungsinya sebagai pengatur irama lagu. Kendang merupakan waditra yang tergabung dalam perangkat gamelan.dan merupakan salah satuh alat musik dalam keluarga genderang. Siter dan celempung Siter dan celempung adalah alat music petik di dalam gamelan Jawa. Ada hubungannya juga dengan kecapi di gamelan Sunda.

Berdasarkan ukuran bentuk terdapat 3 jenis waditra Kendang Sunda, antara lain:

1. Kendang Gede atau besar, dipergunakan dalam Kendang Penca sebagai iringan Pencak Silat.
2. Kendang Gending atau sedang, Kendang yang biasa dipergunakan dalam Wayangan, Kacapian dan lain-lain.
3. Kulanter adalah Kendang yang berukuran kecil. Kendang ini berperan untuk menambah variasi tabuhan Kendang sedang, sebab pemakaiannya tidak terlepas dari Kendang sedang.
Bagian Gendang atau Kendang
Kuluwung.yaitu bagian luar yang berbentuk tabung atau Bangun Badan Kendang sebagai resonator terbuat dari bahan kayu.
Bem Kendang adalah bagian lubang besar yang ditutupi lembar kulit yang terletak dibagian bawah
Kempyang yaitu bidang berkulit kecil yang terletak dibagian atas Kendang.
Wangkis adalah selaput kulit jangat binatang, penutup lubang kuluwung sebagai sumber bunyi.
 Rarawat yaitu tali yang terbuat dari bahan baku rotan atau kulit jangat, sebagai alat untuk menegangkan wangkis. Pemasangan rarawat sangat khas rupa hingga disebut siki bonteng atau Wijen.
Tali Rawir adalah tali dari bahan rotan atau kulit jangat untuk menutup bibir wangkis.
Wengku adalah lingkaran rotan atau bambu yang dipasang dibagian ujung pangkal Kendang untuk menggulung wangkis.
Anting-anting terbuat dari bahan logam (besi atau perunggu) berbentuk cincin untuk mengaitkan Tali Kendang.
Nawa adalah lubang udara pada bagian badan Kendang, tempat keluarnya udara.
Rehal adalah standar Kendang (ancak).
Simpay adalah cincin dari kulit jangat untuk mengendurkan dan menegangkan tali rarawat.



4. KACAPI



Kacapi adalah alat musik petik yang berasal dari daerah Jawa Barat. Bentuk organologi kacapi adalah sebuah kotak kayu yang diatasnya berjajar dawai/senar, kotak kayu tersebut berguna sebagai resonatornya. Terdapat dua jenis kecapi dilihat dari fungsi dan bentuk yaitu :

·         Kacapi parahu ( kecapi indung ) adalah suatu kotak resonansi yang bagian bawahnya diberi lubang resonansi untuk memungkinkan suara keluar. Sisi-sisi jenis kacapi ini dibentuk sedemikian rupa sehingga menyerupai perahu. Di masa lalu, kacapi ini dibuat langsung dari bongkahan kayu dengan memahatnya. kecapi parahu (indung) digunakan untuk mengiringi tembang sunda (mamaos/Cianjuran)
         Kacapi siter merupakan kotak resonansi dengan bidang rata yang sejajar. Serupa dengan kacapi parahu, lubangnya ditempatkan pada bagian bawah. Sisi bagian atas dan bawahnya membentuk trapesium. Kacapi siter digunakan untuk mengiringi lagu-lagu kawih.
Untuk kedua jenis kacapi ini, tiap dawai diikatkan pada suatu sekrup kecil pada sisi kanan atas kotak. Mereka dapat ditala dalam berbagai sistem:pelog, sorog / madenda atau salendro. Saat ini, kotak resonansi kacapi dibuat dengan cara mengelem sisi-sisi enam bidang kayu


5. SULING




Suling adalah alat musik tiup yang berasal dari sunda dan terbuat dari bambu. Dilihat dari ukuran dan jumlah lubang nada suling dapat digolongkan dalam 2 jenis yaitu suling yang berjumlah lubang suara 4 yang disebut suling degung dan suling yang berjumlah lubang nada 6 yang biasa disebut suling kawih.

Keunikan musik suling
1 .Suara dan ‘aura bunyinya’ khas.
2. Dapat di-orkestrasi dengan sekian puluh, ratus atau ribu pemain dan sangat unik karena sebuah Orkestra yang tidak dimainkan dengan Instrumen Barat, tapi dimainkan dengan instrumen yang didominasi oleh suling bambu
3. Suara suling bambu dapat meliuk-meliuk dengan cengkok dan warna bunyi yang sangat khas dan alamiah



7. REBAB




Instrumen musik tradisional yang menggunakan teknik permainan digesek adalah Rebab. Rebab berasal dari daerah Jawa barat, Jawa Tengah, Jakarta (kesenian betawi). Rebabb terbuat dari bahan kayu dan resonatornya ditutup dengan kulit tipis, mempunyai dua buah senar/dawai dan mempunyai tangga nada pentatonis. Instrumen musik tradisional lainnya yang mempunyai bentuk seperti rebab adalah Ohyan yang resonatornya terbuat dari tempurung kelapa, rebab jenis ini dapat dijumpai di bali, Jawa dan Kalimantan selatan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar