Jumat, 24 Januari 2014

Istilah - Istilah Dalam Pernikahan Adat Sunda

1. Nendeun Omong Yaitu pembicaraan orang tua atau utusan pihak pria yang berminat mempersunting seorang gadis kepada orang tua si gadis.

2. Lamaran ( narosan ) yaitu Tahap melamar atau meminang ini sebagai tindak lanjut dari tahap pertama.

3. Tunangan ( patuker beubeur tameuh ), yaitu penyerahan ikat pinggang warna pelangi atau polos kepada si gadis.

4. Seserahan (3 – 7 hari sebelum pernikahan).Biasanya pihak calon pengantin pria membawa uang, pakaian, perabot rumah tangga, perabot dapur, makanan, dan lain-lain.

5. Ngibakan atau Siraman. yaitu Berupa acara memandikan calon pengantin agar bersih lahir dan batin, acara berlangsung siang hari di kediaman masing-masing calon mempelai. 

6. Ngecagkeun Aisan Yaitu Calon pengantin wanita keluar dari kamar dan secara simbolis digendong oleh sang ibu, sementara ayah calon pengantin wanita berjalan di depan sambil membawa lilin menuju tempat sungkeman.

7. Palika atau pelita atau menggunakan lilin yang berjumlah tujuh buah. Hal ini mengandung makna yaitu rukun iman dan jumlah hari dalam seminggu.
    
8. Ngaras Yaitui permohonan izin calon mempelai wanita kemudian sungkem dan mencuci kaki kedua orangtua pelaksanaan upacara ini dilaksanakan setelah upacara ngecagkeun aisan.

9. Potong rambut atau Ngerik Yaitu Calon mempelai wanita dipotong rambutnya oleh kedua orangtua sebagai lambing memperindah diri lahir dan batin.

10. Meuleum Harupat ( Membakar Harupat ) Yaitu Mempelai pria memegang batang                       harupat,pengantin wanita membakar dengan lilin sampai menyala. Harupat yang sudah menyala kemudian di masukan ke dalam kendi yang di pegang mempelai wanita, diangkat kembali dan dipatahkan lalu di buang jauh jauh. Melambangkan nasihat kepada kedua mempelai untuk senantiasa bersama dalam memecahkan persoalan dalam rumah tangga. 

11. Buka pintu Yaitu dengan diawali mengetuk pintu tiga kali. Diadakan tanya jawab dengan pantun bersahutan dari dalam dan luar pintu rumah. Setelah kalimat syahadat dibacakan, pintu dibuka. Pengantin masuk menuju pelaminan. 

12. Nincak Endog (Menginjak Telur) yaitu Mempelai pria menginjak telur di baik papan       dan elekan (Batang bambu muda), kemudian mempelai wanita mencuci kaki mempelai pria dengan air di kendi, me ngelapnya sampai kering lalu kendi dipecahkan berdua. Melambangkan pengabdian istri kepada suami yang dimulai dari hari itu.

13. Ngaleupas Japati ( Melepas Merpati ) yaitu Ibunda dari kedua mempelai berjalan keluar sambil masing masing membawa burung merpati yang kemudian dilepaskan terbang di halaman. Melambang kan bahwa peran orang tua sudah berakhir hari itu karena kedua anak mereka telah mandiri dan memiliki keluarga sendiri.

14. Huap Lingkung (Suapan) Yaitu Pasangan mempelai disuapi oleh kedua orang tua. Dimulai oleh para Ibunda yang dilanjutkan oleh kedua Ayahanda.

15. Pabetot Bakakak (Menarik Ayam Bakar). Kedua mempelai duduk berhadapan sambil tangan kanan mereka memegang kedua paha ayam bakakak di atas meja, kemudian pemandu acara memberi aba - aba, kedua mempelai serentak menarik bakakak ayam tersebut hinggak terbelah.

16. Numbas. Upacara numbas biasa dilaksanakan satu minggu setelah akad nikah.                           Upacara numbas mengandung maksud untuk memberi tahu kepada keluarga dan tetangga bahwa pengantin perempuan “tidak mengecewakan” pengantin laki-laki.

17. Saweran yaitu merupakan upacara memberi nasihat kepada kedua mempelai yang                     dilaksanakan setelah acara akad nikah. Melambangkan Mempelai beserta keluarga berbagi rejeki dan kebahagiaan.  

18. Ngeuyeuk Seureuh. yaitu Kedua calon mempelai meminta restu pada orangtua masing-masing dengan disaksikan sanak keluarga. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar